September 24, 2023

Dari “Hellraiser” ke “The Midnight Meat Prepare” ke “Books of Blood”, adaptasi Clive Barker terutama berfokus pada kepekaannya yang paling gelap. Memang, sebagai pendongeng, dia tak tertandingi dalam hal menciptakan kengerian mendalam yang menyelimuti seseorang. Namun, Barker sebenarnya lebih fleksibel daripada pujiannya, sebagaimana dibuktikan oleh seri “Abarat”.

Bukan berarti serial “Abarat” tidak memiliki momen seram. Misalnya, ada tokoh antagonis bernama Nightmare Man, sosok mengerikan dengan kulit dan bibir busuk yang dijahit oleh neneknya. Mimpi buruknya juga bermanifestasi sebagai makhluk mirip ular melalui tabung yang menempel di tengkoraknya. Meski begitu, kengerian yang dipamerkan dapat diterima oleh penonton yang lebih muda yang belum siap untuk menyaksikan rangkaian penembakan Cenobites melalui daging orang.

“Abarat” adalah serial petualangan fantastik yang ditujukan untuk pasar YA, membuktikan bahwa Barker mampu menarik semua jenis demografi. Barker tidak pernah kehilangan kontak dengan akar horornya, tetapi sebagai seorang penulis, dia terutama berfokus pada fantasi sejak akhir 1980-an. Beberapa karya fantasi Barker, seperti “Weaveworld” dan “Imagica”, menampilkan sisi gelapnya, tetapi menjelajahi style ini memungkinkannya untuk menceritakan kisah yang lebih epik dan ambisius untuk semua kelompok umur. “Abarat” sama ambisiusnya dengan apa pun yang pernah dia tulis, tetapi lebih aneh, hangat, dan ramah keluarga dibandingkan dengan karya-karyanya yang lain. Sisi Barker ini menyenangkan, dan pantas untuk dirayakan dalam bentuk serial fantasi tentpole.

Ini juga bukan pendapat fanboy, karena salah satu perusahaan hiburan terbesar di planet ini telah menunjukkan minat untuk mengadaptasi “Abarat” di masa lalu.